Ikutan Lifestyle Temen Gada Gunanya: Pelajaran Berharga di Dunia Kampus

Sebagai mahasiswa, saya sering dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menjalani kehidupan kampus. Salah satu tantangan terbesar yang saya alami adalah godaan untuk mengikuti gaya hidup teman-teman. Awalnya, saya merasa bahwa mengikuti tren dan gaya hidup mereka adalah hal yang biasa, bahkan penting, agar bisa diterima di lingkungan sosial kampus. Namun, semakin lama saya menyadari bahwa "ikutan lifestyle temen gada gunanya," terutama ketika menyangkut pengeluaran yang sebenarnya tidak saya butuhkan.

Ketika pertama kali masuk kuliah, saya terpesona dengan bagaimana teman-teman saya selalu tampil modis, nongkrong di kafe mahal, dan menggunakan gadget terbaru. Saya pun terjebak dalam pola pikir bahwa saya juga harus melakukan hal yang sama agar tidak tertinggal. Tanpa sadar, gaya hidup ini mulai menggerogoti keuangan saya. Pengeluaran yang awalnya saya anggap sepele ternyata berdampak besar di akhir bulan, membuat saya harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan transportasi.

Saya mulai menyadari bahwa banyak dari pengeluaran saya sebenarnya bukan kebutuhan, melainkan keinginan semata. Misalnya, membeli kopi kekinian setiap hari yang harganya cukup mahal, hanya demi terlihat keren di media sosial atau mengikuti tren makan di restoran hits yang sedang viral. Padahal, ada banyak alternatif yang lebih hemat dan tetap membuat saya merasa cukup.

Pengalaman ini memberi saya pelajaran penting bahwa mengikuti gaya hidup teman tanpa mempertimbangkan kondisi pribadi hanya akan membawa kerugian. Saya belajar untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan, dengan membuat anggaran bulanan dan menetapkan prioritas pengeluaran. Saya juga mulai mencari cara lain untuk tetap bisa bersosialisasi tanpa harus selalu mengeluarkan uang, seperti berkumpul di tempat yang lebih terjangkau atau membawa bekal dari rumah.

Selain itu, saya mulai memahami bahwa kebahagiaan dan kepuasan tidak selalu datang dari mengikuti tren. Sebaliknya, memiliki kontrol atas keuangan dan hidup sesuai dengan kebutuhan pribadi jauh lebih berarti. Dengan tidak mengikuti gaya hidup teman yang tidak sesuai dengan kemampuan saya, saya dapat lebih fokus pada tujuan akademis dan pengembangan diri.

Jadi, bagi kalian yang masih merasa tergoda untuk mengikuti gaya hidup teman, ingatlah bahwa setiap orang memiliki kondisi keuangan yang berbeda. Jangan sampai keinginan untuk terlihat keren di depan teman-teman membuat kamu kehilangan kendali atas keuangan dan tujuan hidupmu. Percayalah, menjadi diri sendiri dan hidup sesuai kemampuan adalah keputusan yang jauh lebih bijak dan bermanfaat dalam jangka panjang.

Komentar